Selasa, 13 Desember 2011

that's why you go away


Menangislah…..
Gw nyesek baca status lo, bang. Ga tau kenapa… padahal gue pikir gue dah pendam semua rasa itu atau seharusnya emang  dihapus aja n g boleh ada yg bersisa. Tapi gue ga ngerti cara ngapusnya makanya gue pendam aja.
Walaupun di tiap berjalannya hari2 gw ga ngerasa ada lagi cinta itu, yg ada Cuma diri lo di otak gue yg ga mau pergi. Gue pikir cinta gue udah ilang. Dan emang begitu seharusnya khan. Tapi kenapa gue masih ga ikhlas lo dimiliki orang lain. Seandainya orang itu ga lebih baik dari gue atau adik kita, gue akan benci sama lo.
Rasanya Cuma itu cara supaya hati gue lebih enak. Ngebenci lo.
Untuk kali ini gue tau gue kekanak-kanakan tapi gue ga peduli. Mati2an gue hadepin semua sendiri. Satu hal yang bisa gue lakuin saat gue putus asa. Menangis. Dan plis jangan larang gue. Sama seperti gue yang ga bisa larang lo untuk ngapus gue dari hati lo. 
Aaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrrgggggggggggghhhhhhhhhhhh. 
Plis pergi. Gue benci lo. Gue benci. Jangan datang ke hidup gue. Yang paling penting jangan datang ke pikiran gue. Biarin aja gue sendiri. Biarin aja.
Baca nih syair lagu ini. Ini bener2 isi hati gue banget
I won’t forget the way you’re kissing
The Feeling so strong were lasting for so long
But I’m not the woman your heart is missing
That’s why you go away I know

Lo tau apa artinya????
Aku ga akan melupakan caramu mencintaiku
Perasaan yang begitu kuat bertahan lama
Tapi aku bukan wanita yang kamu rindukan
Itulah mengapa kamu pergi menjauh, aku tahu

Baca itu, BACA!!!!. Betapa gue kehilangan lo. Dan lo ga peduli.
Aaaaaaaaaaaaaaaarrrrrggggggggghhhhh, aaaaaaaaaarrrrrrggggghhhhhhhh. huhuhuhuhuhuhuhuhu

Senin, 12 Desember 2011

Lo Berlebihan


Aneh. Gue ga ngerti itu rasa iri atau bukan. Tapi gue ngerasa sama sekali ga iri atau sejenisnya. Cuma gue ga suka sama sikap berlebihan yg lo lakukan. Perhatian yg berlebihan atau rasa khawatir yg juga berlebihan. Dia mau pergi ke mana2 lo mesti tau sama siapa, keadaannya baik atau ga dsb. Dia khan udah gede ga perlu kekhawatiran yang segitunya. Dia udah gede, yang ke mana2 ga perlu di kawal.
Gue juga pernah jatuh cinta. Menjadikan seseorang begitu istimewa buat gue, tapi ga segitunya juga. Sampe gue harus tau lagi ngapain, di mana n sama siapa setiap detiknya. Khan ga gitu juga. Cukup gue tau dia baik2 aja. Kemudian lakukan semuanya dengan normal. Sama seperti dia belum kenal gue, Cuma jangan lupa untuk hari ini dia perlu luangkan waktu sedikit buat gue.
Lo berlebihan. Atau mungkin lo belum sedewasa yang seharusnya??? Ga tau. Yang pasti apa yang lo lakukan ga wajar.
Dua hari ini cewe lo ngambek sama lo. Berkali2 lo hubungin gw Cuma buat tau gimana kabarnya. Lo khawatir dia marah dsb. Lo tau ga itu ngeganggu gue. Gue bukan tipe orang yang suka nyampurin urusan orang. Sekarang lo “ngemis2” supaya gue ngedamaikan kalian. Itu khan kayak anak kecil. Kalian udah gede, ga perlu pihak ketiga untuk mendamaikan. Kalian bukan pasangan suami istri yang mau cerai yang butuh mediator untuk rujuk. Belajarlah selesaikan masalah kalian sendiri dengan kepala dingin. Jangan dahulukan emosi. Yah itu kalo kalian merasa diri dewasa.  Masih pacaran aja begini, gimana kalian nikah. Apa iya Cuma gara2 sepatu berantakan atau lipetan baju yang ga bener trus kalian berantem dan pake orang ketiga untuk ngedamaikan.
Wah bener deh ada yang ga beres sama lo. Kayaknya lo mesti terapi. huh

Aku Baik-baik Saja


Aku lupa sama kamu??? Kupikir kamu yang lupa sama aku. Dan memang sepertinya kamu bahagia setelah kamu berhasil menghapus aq dari hidupmu. Percayalah tidak sedetik pun aq lewati tanpa memikirkanmu. Di saat suasana ramai, semua orang tertawa dan aku pun ikut tertawa, tapi jiwaku serasa kosong ketika aq sadari kamu tidak ada lagi di sisiku, bahkan hanya dalam sekedar kata2 konotasi, kamu tidak ada. Aku?? Mengadu?? Ingin sekali. Tapi sama siapa. Teman2ku? Mereka sudah sibuk dengan urusan mereka masing2. Orang yang aku percaya, yang selalu setia untukku, kalau orang seperti itu ada, kamu tidak akan hadir dalam hidupku. Karena aku pasti memilih dia. Aku ingin sekali berteriak, “Kembalilah padaku. Kita hadapi semua bersama. Biarkan aku tertawa dan menangis di dalam pelukanmu. Biarkan aku bersandar di bahumu, karena aku lelah tegak berdiri.” Tapi kata2 ini hanya akan kamu tertawakan, karena kamu akan tau betapa lemahnya aku, dan kamu akan bangga karena kamu begitu dibutuhkan. Tidak, tidak bisa. Maka aku memilih untuk tetap tegak berdiri, bukan sampai lelah tapi sampai aku tidak sanggup lagi berdiri. Aku tidak akan mencari bahu seseorang untuk menjadi sandaranku, aku akan mencari seseorang dengan tangan yang siap menopangku saat aku ambruk.
Bacalah segala rintihanku dalam status yg kutulis. Kamulah inspirasiku. Tapi perlahan aku benar2 harus menghapusmu dari sederet baris-baris harapanku. Kamu bukan lagi harapanku. Aku tidak akan berharap apapun darimu. Karena pada akhirnya aku hanya bisa berharap pada Allah dan pada apa yang telah aku lakukan. Meskipun aku berjanji tidak akan menghapus rasa yang dulu ada, tapi itu akan memudar seiring waktu. Aku ingin berkata… “Sudahlah. Aku pastikan aku akan baik2 saja. Ada ataupun tidak ada dirimu akan sama rasanya buatku. Kesepian.”